Sabtu, 09 Agustus 2008

Bekas Luka


Adalah seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang rumah setiap kali ia marah. Hari pertama anak itu telah memakukan 37 paku ke pagar. Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang.

Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya dari pada memakukan paku ke pagar. Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut sama sekali tidak kehilangan kesabarannya. Ia memberitahukan kepada ayahnya, yang kemudian memberikan usulan agar ia mencabut 1 paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari-hari berlalu dan anak laki-laki ini akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut.

Sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “Kau telah berhasil dengan baik, anakku, tapi lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak pernah bisa sama seperti sebelumnya.

Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan, kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini. Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang lalu mencabut pisau itu, tetapi tidak peduli berapa kali kamu meminta maaf, luka itu tetap ada. Luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik”.

Ambilah semenit dari waktumu untuk merenungkan hal ini.

2 komentar:

ahmad mengatakan...

bijak.. sungguh... terimakasih akan masukan ini, sungguh aq merasa sangat merasa bersalah terhadap siapa pun yang pernah tersakiti oleh kata-kata ku... thank's my friend..

Subie mengatakan...

��

Maafkan saya bang

always keep your smile

always keep your smile
view kantor pos besar Jogja